User-agent: * Allow: /directory/path Allow: /directory/file.html Allow: / User-agent: Adsbot-Google Allow: /directory/path Allow: /directory/file.html Allow: / User-agent: Googlebot-Image Allow: /directory/path Allow: /directory/file.html Allow: / User-agent: Googlebot-Mobile Allow: /directory/path Allow: /directory/file.html Allow: / d coffe: Inspirasi

Inspirasi

Keheningan Sebagai Doa

Supaya bisa berdoa, orang biasanya mencoba untuk menenangkan pikiran lebih dahulu. Kalau pikiran tenang, apalagi didukung oleh lingkungan yang tenang, orang merasa lebih mudah untuk berdoa.
Namun doa hening atau doa keheningan bukan doa di lingkungan yang hening atau doa dengan pikiran yang tenang. Doa yang hening atau doa yang tidak gaduh adalah seperti perumpamaan doa seorang pemungut cukai dan bukan doa orang farisi (Lukas 18:9-14). Namun doa hening bukan seperti keduanya.
Orang berpikir bahwa doa hening adalah seperti duduk diam di hadapan tabernakel atau salib Yesus. Lalu orang mencoba berimaginasi bahwa Tuhan hadir di hadapannya. Orang juga berpikir bahwa doa hening adalah seperti doa Yesus, yaitu mengulang-ulang kata Yesus sesuai dengan irama nafas. Doa hening juga bukan seperti itu.
Yang dimaksudkan dengan doa hening adalah bahwa keheningan itu sendiri merupakan doa. Dalam doa hening, kata dan pikiran tidak punya arti. Visualisasi atau imaginasi tidak berguna. Pendoa hanya diam dengan batin yang betul-betul bebas dari pikiran. Itulah doa hening.
Mengapa keheningan disebut doa? Doa pertama-tama adalah komunikasi yang intim antara pendoa dengan yang Absolut. Pusat dari komunikasi yang intim itu bukan diri pendoa tetapi yang Absolut. Serupa dengan keheningan. Dalam keheningan, orang tidak lagi berpusat pada dirinya dan orang menyentuh Yang Lain, Titik Keheningan atau Yang Absolut. Dalam artian itulah, keheningan menjadi doa.
Yesus sendiri tidak pernah secara eksplisit mengajarkan doa hening kepada para muridNya. Namun Ia sendiri rupayanya sudah mempraktekkan doa hening. Apa yang dilakukan Yesus ketika Ia berdoa semalam-malaman di bukit (Lukas 6:12)? Atau ketika berada di padang gurun (Lukas 4:1)? Barangkali bukan hanya melakukan doa yang hening atau berdoa di tengah keheningan, tetapi doa keheningan itu sendiri. Lebih jauh, kalau melihat hakekat dari doa hening itu, kita akan bisa melihat bahwa seluruh hidup Yesus dipenuhi oleh keheningan. Dalam keheningan itu Ia berelasi intim dengan BapaNya. Dengan cara itu, Ia hidup, bergerak dan ada.

Apa itu keheningan?
Banyak orang beranggapan bahwa keheningan adalah sebuah fenomena lahir yang bisa dialami di lingkungan yang tidak gaduh di luar. Orang berpikir akan mendapatkan keheningan di tempat yang sepi seperti di tengah hutan atau di puncak gunung. Orang berpikir tidak bisa mengalami keheningan di tengah hiruk pikuk pasar atau kesibukan harian. Kenyataannya, orang bisa tidak hening di tengah hutan atau bisa saja mengalami keheningan di tengah hiruk pikuk pasar. Jadi, keheningan tidak datang dari lingkungan di luar, melainkan bersumber dari dalam batin. Lingkungan yang tidak gaduh di luar bisa membantu keheningan batin, namun keheningan sama sekali tidak ditentukan dari luar batin.

Andaikan terjadi suatu ledakan dahsyat, anda tiba-tiba terdiam. Seluruh perhatian anda terserap pada bunyi ledakan tersebut. Baru setelah beberapa detik, anda mulai berpikir. anda mungkin berpikir suara itu adalah ledakan bom karena anda merasa bisa mengenali perbedaan suara bom dari suara lain. Kemudian anda mungkin berpikir bahwa teroris sedang beraksi. Jantung anda lalu berdetak lebih kencang karena rasa takut dan cemas mulai menggayut. Atas dasar pikiran dan perasaan tersebut, lalu serangkaian tindakan anda ambil.

Orang lain yang mendengar ledakan dahsyat yang sama juga tiba-tiba terhenyak terdiam. Baru kemudian ia berpikir. Barangkali ia berpikir bahwa ledakan itu adalah bunyi tabung gas; ia merasa mengenali ciri-ciri ledakan tabung gas. Lalu ia berpikir di mana kira-kira lokasi ledakan terjadi. Dengan volume suara yang dahsyat tersebut, ia mungkin berpikir bahwa kerusakan yang ditimbulkan amat parah. Mungkin ada orang di sekitarnya yang menjadi korban. Bisa jadi ia membayangkan ada korban yang berdarah-darah dan ia menjadi ngeri.

Dari kasus ledakan itu menjadi jelas bahwa orang mengalami keheningan dalam beberapa detik setelah ledakan terjadi. Keheningan mulai ketika pikiran yang lama berhenti. Keheningan tersebut kemudian berhenti ketika pikiran yang lain masuk. Jadi, keheningan pertama-tama adalah berhentinya pikiran atau jeda antara berhentinya pikiran yang satu dan munculnya pikiran yang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat bahwa pikiran kita terus bergerak tiada henti. Namun kalau kita perhatikan lebih dalam, seringkali jeda-antara pikiran yang satu dengan yang lain itu muncul. Artinya, keheningan itu seringkali muncul entah sekian menit, sekian detik atau nol koma sekian detik setiap saat. Keheningan itu bisa diperpanjang dengan memperpanjang jeda-antara pikiran.
Dalam titik keheningan itu kita mengalami seperti ada ruang yang luas sekali. Di sana kita mengalami kebebasan yang mendalam, kejernihan pemahaman, pemurnian-pemurnian atas segala ketidaktahuan kita, dan kedamaian yang tak berujung. Segala pengetahuan yang kita kumpulkan bertahuan-tahun di otak kita terasa tidak punya arti apa-apa. Itulah yang kita namakan kecerdasan di luar jangkauan pikiran. Di sana kita memandang yang Absolut atau yang Tak-Diketahui atau yang Tak-Terbatas atau orang menyebutnya sebagai Tuhan.

Keheningan adalah bahasa Tuhan untuk mengkomunikasikan diriNya
Bagi seorang penganut adanya Tuhan, dalam keheningan bebas-pikiran itu muncullah Titik Keheningan, yang Absolut, yang Tak-diketahui atau Tuhan itu sendiri. Orang yang mampu memandang Titik Keheningan, ia bisa merasa disentuh oleh Tuhan sendiri. Maka orang ini mengalami bahwa keheningan merupakan bahasa yang dipakai Tuhan untuk mengkomunikasikan diriNya.

Kalau Tuhan mengkomunikasikan diriNya kepada pendoa, maka pendoa bisa mengalami penyembuhan-penyembuhan. Penyembuhan-penyembuhan ini bisa spiritual, psikologis, dan fisik. Penyembuhan spiritual artinya, pendoa dibebaskan dari belenggu kedosaan masa lampau. Penyembuhan psikologis artinya, pendoa mengalami pembebasan dari semua beban emosi seperti rasa takut, gelisah, cemas dst. Penyembuhan fisik artinya, pendoa mengalami penyembuhan yang menyangkut tubuhnya seperti misalnya kesembuhan dari sakit di kaki atau dari sakit kanker.

Pengalaman lain adalah pendoa mengalami suatu kecerdasan yang bebas-pikiran. Ia dibuat mampu memahami yang Absolut apa adanya. Dari sana lalu berkembang lebih jauh. Dalam segala ia melihat apa adanya, mendengar apa adanya, merasakan apa adanya, bertindak apa adanya. Apa adanya ini kudus adanya karena menjadi manifestasi dari yang Absolut.

Jalan menuju keheningan melalui keheningan
Keheningan merupakan tujuan sekaligus sarananya. Tidak ada jalan lain menuju keheningan kecuali lewat keheningan itu sendiri. Kalau anda berpikir tentang keheningan, itu bukan keheningan. Kalau anda duduk berjam-jam dan berupaya keras supaya dapat mencapai keheningan, anda tidak akan mendapatkannya.
Tanpa usaha, orang tidak berbuat apa-apa. Dengan berusaha, orang juga tidak akan mendapat apa-apa. Semakin dikejar, keheningan akan semakin menjauh. Semakin diri melepas masa lampau dan masa depan, keheningan semakin mendekat. Pencarian dan pencari keduanya musti ditanggalkan. Itulah paradoks keheningan.
Ketika anda mendengar, anda mendengar apa adanya tanpa gangguan pikiran masa lampau atau masa depan. Ketika anda melihat, anda melihat apa adanya tanpa gangguan pikiran masa lampau atau masa depan. Ketika anda merasa, anda merasa tanpa pikiran masa lampau atau masa depan. Kalau anda bisa melakukan itu, anda mengalami keheningan.
Tidak ada buku atau guru yang bisa menghantar anda mengalami keheningan. Anda sendirilah guru untuk keheningan. Anda barangkali menemukan sesuatu yang bernilai dengan membaca tulisan ini. Namun anda perlu melepaskan pengetahuan yang anda timba dari bacaan ini kalau anda ingin masuk pada keheningan. Anda barangkali belajar berbagai teknik dan metode. Namun kalau anda terkungkung oleh teknik dan metode, anda tidak mengalami keheningan. Lupakan pikiran anda. Kalau tidak, anda hanya akan mampu berpikir tentang keheningan tetapi tidak mengalami keheningan.
Bayangkan bahwa anda berdiri di pinggir sungai. Anda lihat sungai mengalir tiada putus. Di sana anda juga melihat begitu banyak barang yang terhanyut: sampah plastic, sampah organic, bungkusan, botol, kayu, rongsokan barang, bangkai binatang, dst. Pikiran anda adalah seperti sampah dan barang-barang yang terus mengalir. Keheningan anda terletak pada saat sekarang di depan mata anda. Apa yang berada di sebelah kiri jangkauan pandangan mata anda adalah pikiran masa lampau. Saat pikiran masa lampau datang, sadarilah itu telah lewat dan kembalilah ke saat sekarang. Apa yang berada di sebelah kanan anda adalah pikiran masa depan. Itu belum menjadi kenyataan sekarang. Maka saat pikiran masa depan datang, sadarilah itu belum menjadi kenyataan sekarang. Kembalilah ke saat sekarang dan sadarilah bahwa di sanalah keheningan itu berada yaitu saat bebasnya sekarang dari masa lampau dan masa depan. Hiduplah dengan kesadaran di sini dan sekarang, dari saat ke saat.*
Read Full
 

Daftar Blog Saya

© 3 Columns Newspaper Copyright by d coffe | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks